Tampilkan postingan dengan label Love. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Love. Tampilkan semua postingan

Jumat, 19 Agustus 2011

Cinta Puteri

[by. era zulkarnain,s.s]Peristiwa ini terjadi di ruang tamu sebuah rumah kost sore hari. Puteri sedang membolak-balik sebuah majalah. Yeti keluar dari kamarnya sambil berjoget-joget dengan headset di kepalanya. Musik tembang kenangan terdengar dari kamarnya.
Yeti [y]: siswi SMA
Puteri [p]: mahasiswi
Babak I
1. Y: jangan mau mbak!
2. P: mengapa?
3. Y: sia-sia.
4. P: sia-sia!?
5. Y: ya. Waktu mbak banyak terbuang percuma buat cowok yang gak jelas itu.
6. P: tapi aku cinta sama dia. Sangat cinta sama mas Pangeran.
7. Y: apa dia juga mencintai mbak Puteri?
8. P: ya, tentu. Tentu saja dek Yeti. Lebih dari yang aku tahu.
9. Y: sudahlah. Jangan bermimpi indah di sore hare tuan puteri. Jangan percaya omongannya.
10. P: kamu itu masih sma. ABG. Tahu apa kamu tentang cinta. Jangan bicara seenaknya.
11. Y: cinta itu harus ada pembuktian. Huh, mana buktinya?
12. P: apa semua ini kurang. Dia menuliskan puisi-puisi cinta. Pangeranku sungguh romatis.
13. Y: bukti-bukti seperti itu mana bisa dipercaya.
14. P: aku sangat percaya padanya.
15. Y: kalau pangeran mbak itu cinta, apa dia sering datang apel malam minggu?
16. P: sering sih tidak tapi pernah berkali-kali.
17. Y: seberapa sering dia berkunjung ke kost mbak?
18. P: hanya satu kali.
19. Y: hanya satu kali!? Dalam waktu beberapa bulan?
20. P: selama dua atau tiga bulan terakhir ini.
21. Y: sudah berapa lama sih nona puteri menjalin hubungan dengan Pangeran?
22. P: tiga tahun.
23. Y: tiga tahun bukan waktu yang singkat. Sadar mbak?
24. P: ya, mbak sadar. Dia orang sibuk. Maklumlah, dia calon seniman besar.
25. Y: berhentilah bermimpi kosong. Apa mbak juga senang dengan dunia seni?
26. P: aku sangat menyukai puisi-puisinya.
27. Y: oh, karena puisi-puisi itu mbak menyukainya. Lantas jatuh cinta. Cinta memang sulit.
28. P: karena puisi-puisinya lah cinta seorang puteri tumbuh dan mekar bagaikan bunga mawar.
29. Y: suit-suit. Terlalu romantis seperti cerita di dunia dongeng saja. Apa sih istimewanya?
30. P: aku sangat menyukai cara dia menikmati hidup.
31. Y: hidup dalam dunia kata-kata romantis. Banyak hati yang terkikis. Di alam nyata puisi tak bisa dijadikan alat tukar untuk beli beras. Penghayal minus dalam kehidupan dan tak berguna bagi kemasyarakatan.
32. P: siapa bilang!?
33. Y: saya yeti, adikmu.
34. P: kamu tahu apa tentang hidup. Sekolah saja masih SMA. Kamu itu terlalu banyak menghapal buku-buku pelajaran yang belum tentu bisa dipakai dalam kehidupan. Mata pelajaran di sekolahmu yang berjibun itu membuat orang-orang tambah bebal. Kasihan nasib pemuda-pemudi Indonesia yang mendapat didikan yang nantinya hanya akan menjadi pesuruh dan bekerja menghamba pada majikannya. Apa kamu sudah pernah pacaran?
35. Y: sudah mbak.
36. P: paling baru satu kali tapi kemudian bubar.
37. Y: wuenak saja. Saya sudah pacaran lebih dari lima kali.
38. P: buktinya, slalu berakhir dengan airmata. Nah itu namanya cinta muonyet.
39. Y; tapi, setiap malam minggu aku selalu diapelin pacarku.
40. P: itu hanya tradisi atau kebiasaan yang umum saja.
41. Y: jadi pacar mbak itu, eh maksudku sahabat dekat mbak itu orang spesial.
42. P: tentu saja. Sangat sangat istimewa.
43. Y: model yang begitu sudah kuno. Kolot!
44. P: kolot dengkulmu!
45. Y: terlalu memuja akhirnya dibodohi perasaan sendiri.
46. P: maksud kamu?
47. Y: sudah cari sendiri jawabannya. Aku mau mandi dulu. Berdebat kusir tidak ada habisnya.
48. P: aku juga. Ya sudah. Biarpun apa kata dunia. O, Pangeranku, aku mencintaimu sampai mati. Aku rela bersamu mandi kembang tujuh rupa demi keharuman nafas cinta kita.
49. Y: huh gombal.
50. P: adik yang manis, nona puteri mau mandi duluan. Malam ini kan pangeranku akan berkunjung ke istana kita.